Sebenarnya istilah pervasive computing bukan istilah baru lagi bagi para ahli di dunia IT. Namun bagi orang awam pervasive computing sering diartikan sebagai teknologi baru atau teknologi masadepan yang menjanjikan berbagai kemudahan. Jika kita telaah pervasive itu sendiri memiliki makna "meresap". Sehingga definisi praktisnya dapat disimpulkan sebagai berikut,
Pervasive computing bukan teknologi, tetapi didukung oleh sejumlah teknologi yang setiap saat bisa berubah. Pengertian meresap dalam kata pervasive bahwa teknologi tersebut semakin menyatu kepada pemakai dan lingkungannya, sehingga kehadirannya semakin tidak terasa lagi, menjadi perangkat yang bukan khusus lagi dan tidak disadari kehadirannya oleh kita. Contoh paling sederhana adalah “telpon selular”. Setiap orang sudah tidak melihatnya sebagai suatu perangkat khusus, tetapi itu adalah bagian dari setiap individu di dalam masyarakat modern.
Dengan kemajuan teknologi user interface (speech recognition, text to speech) serta telekomunikasi wireless, perangkat-perangkat IT di masa depan akan semakin pervasive dengan usernya. Suatu waktu, anda tinggal memberikan perintah lisan untuk mehghidupkan televisi, mencari channel kesayangan, dan sebagainya.
Munculnya model komputasi yang pervasif ini sebenarnya merupakan perkembangan dari paradigma desktop-model computing yang sedikit demi sedikit kian pudar dan beralih ke mobile computing. Perkembangan teknologi seperti rekayasa prosesor, desain portabilitas perangkat, teknologi telekomunikasi, ini sangat berperan membentuk lingkungan yang pervasif tersebut.
Banyak sekali contoh pemanfaatan teknologi berbasis pervasive computing, di antaranya seperti skenario berikut:
- Ketika seseorang memasuki ruangan, maka sistem komputer dalam ruangan tersebut akan mendeteksi suhu ruangan dengan sensornya, dan menyalakan AC dengan menyesuaikan temperatur dengan kebiasaan orang tersebut.
- Ketika kita berbelanja ke toko, kita hanya perlu membawa sebuah ponsel yang menyimpan semua informasi seperti data diri, informasi kartu kredit, dan informasi lainnya yang memungkinkan untuk bertransaksi dengannya.
Pada dasarnya pervasive computing ditujukan untuk melibatkan teknologi komputasi dalam berbagai aktivitas manusia dalam kehidupannya sehingga memberikan kenyamanan penggunaan teknologi dalam pekerjaan manusia. Dengan adanya model komputasi tersebut, model interaksi manusia-komputer konvensional diharapkan akan berubah dengan memungkinkan interaksi yang lebih alami seperti melalui ucapan, sentuhan, pola gerakan, dan sebagainya.
Berdasarkan definisi dan tujuan pervasive computing, maka setidaknya peralatan yang akan mengadopsi model komputasi tersebut didukung kemampuan seperti:
- Wireless broadband accesibility (Kemampuan akses secara broadband dan nirkabel) Kemampuan konektivitas perangkat secara nirkabel pada jaringan luas memegang peranan penting untuk terciptanya lingkungan komputasi pervasif, sehingga komputasi bisa dilakukan di mana-mana.
- Mampu membaca keadaan pengguna dan memberikan respon yang tepat, Perangkat harus bersifat ‘tanggap’, atau dalam istilah asing dikenal dengan ‘context aware’. Artinya, perangkat mampu membaca kondisi pengguna, menggunakan seluruh informasi yang tersedia, mengolahnya, dan memberikan respon yang tpat untuk kondisi pengguna tersebut. Dengan demikian, keaktifan bukan berada pada sisi pengguna sebagaimana komputasi konvensional, tetapi keaktifan berada pada sisi komputer.
- Komputasi yang invisible, sebagaimana maksud dari pervasive computing untuk menjadikan teknologi yang meresap dalam kehidupan, maka perlu adanya invisibilitas komputasi. Hal ini berarti pengguna tidak menyadari bahwa sebenarnya dalam aktifitasnya ia sedang berhadapan dengan komputer dan di sana terjadi proses komputasi.
- Naturalness User Interface, maksudnya adalah kemampuan sistem komputer untuk menyediakan interface komunikasi dengan manusia yang lebih alami, seperti dengan informasi suara, sentuhan, deteksi gerakan, dan yang semacamnya.
- Kompleksitas teknologi menjadi tidak terlihat oleh manusiaMenyajikan model interaksi dengan komputer yang lebih alami.
- Menciptakan lingkungan yang cerdas (intelligent environment)
- Mampu membaca dan beradaptasi dengan keadaan sehingga dapat membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaannya secara proaktif tanpa banyak campur tangan manusia.
- Memungkinkan untuk terintegrasi dengan berbagai macam teknologi yang lain.
- Rentannya distribusi informasi pribadi ke publik.
- Penyelewengan penggunaan oleh pihak yang tertentu.
- Kehadiran teknologi yang transparan ini mungkin justru dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk melakukan aksi buruknya. Contoh sederhananya seperti penggunaan piranti multifungsi untuk melakukan kecurangan dalam ujian tanpa sepengetahuan pengawas.
- Penggunaan layanan jaringan publik oleh beragam perangkat memungkinkan informasi seseorang yang bersifat privat menjadi terekspos oleh publik. Misalnya informasi kartu kredit seseorang yang tersimpan dalam dompet elektronik
infonya sangat bermanfaat min
BalasHapusSolder uap